Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Cercah Cahaya

Setelah sekian lama lamunanku, pertanyaanku, dan banyak pergulatan pikiran. setidaknya aku paham. Aku dalam posisi "nol" besar. Aku belum paham secara dalam, dasar, dan sadar, ini awal benar atau pengantar menuju begundal. Katanya ada dua jawaban, pertama, mejadi mutiara, kedua, menjadi bangkai duka. Ini jawaban atau pernyataan. Semoga perjalanan ini benar berada di titik "nol" walaupun masih heran. Bisa saja ini aku anggap jawaban, dan memulai banyak dari sini. tetapi bila ini pernyataan, aku harus memulainya dari mana.ah, benar-benar selalu memutar. Bingung. Ya, diksi dengan makna yang dalam dari "bingung" selalu berdengung dan bersenandung. Kalau berpikir tentang posisi, setidaknya ada pergulatan yang mungkin benar, ini di titik "nol". Ambil nafas panjang, simpan di perut, dan hembuskan perlahan. Sadar!!!

Ketika Bermain Kacamata

Ajang keangkuhan. Masa yang masih terlalu usang. Kenapa semua ingin masuk dalam kuasa dua mata. Selalu merasa mampu dan bisa. Terkadang dalam diam dan bisa. Dalam gerak dan bisa. Dalam gerak tanpa asa, dan tak bisa. Ketika diakhiri dengan ketidak pedulian. Yang ada hanya arena keangkuhan. Onggokan daging tanpa makna. Sampah duka. Ketika simpulan dari satu pemikiran terkadang bisa membunuh tanpa arah. Ketika dua pemikiran mampu mengarahkan ke titik lebih terang dan tiga pemikiran mampu memecah keadaan. Tiga, sepertinya jawaban terbaik. Kesimpulan yang sudah bisa mengajak kita turun dan rasa mulai bermain di sana. Terkadang aku masih bingung. Masih ada yang mampu menegakkan keadaan dengan kekuatan yang ia yakini. Kesalahan, itu hal biasa bagiku. Karena itulah yang menunjukkan kemanusiaannya. Tetapi apakah keadaan sekarang masih bisa bermain dengan keadaan itu. Ikan yang berenang dari muara menuju mata air. Adalah salah seorang saat ini yang aku ketahui mampu membahasak

Semburat Nurani Mencuat

Sunting Semburat Nurani Mencuat oleh M Tri Atmojo pada 20 Juni 2012 pukul 3:26 · Teralienasi, ya itulah yang aku alami sekarang ini, teralienasi dari kotak komunikasi ku yang lama. Kotak komunikasi yang di mana tidak ku beri jarak lagi, kotak komunikasi di mana sudah ku beri rasa sayang lebih, tapi kenyataannya masih sama, aku tetap mengalami masa ini. Tiga hari yang lalu, aku masih agak berat menikmati kotak komunikasi ku yang baru, tempat di mana aku masih dalam keadaan benar-benar baru. Tetapi kemarin aku mulai merasa nyaman. Perasaan yang aku dapatkan ketika aku sadar ternyata kotak komunikasi yang lama, yang sudah aku tinggi kan, memberi ku hal yang tidak pernah ku duga. Kemarin malam, indikasi itu mulai terlihat jelas. Aku memberi rasa lebih. Ya, aku beri itu, perasaan itu  tumbuh bersama dalam kebersamaan, dalam ketidaksadaran ku, sebuah perasaan yang tak bisa ku hindari, perasaan yang tumbuh akibat ke intim an dan keterbukaan ku kepada mereka, d

Pagi Selalu Alami

Aku lahir di desa Katanya dewasa di kota Menjelajah setengah pematang kehidupan Dalam bayangan dua pohon Bersisi satu hati Karena aku kecil di desa Aku tahu aroma lumpur dan rumput sawah Memahami tanda hujan akan lama Aku dewasa di kota Mengerti banyak aroma Kota lebih banyak duka   16 November 2012  

Edelwis Bumi pertiwi

Kau abadi Kau kan selalu ada Ragamu memang hanyut karena waktu Semangatmulah yang selalu menonjok kami Kisahmulah yang selalu membangunkan kami dari lamunan Cita-citamu itu luhur Buah pemikiranmu itu selalu ada menjadi pondasi kami Inovasi kami ada karena andalah yang menanam dan mengakarkan Kami hanya mampu bersyukur dan kembali mengisi Mengisi pundi-pundi yang telah kalian ciptakan dari tanah air ini Mengisi dengan kreatifitas, produktifitas dan kejujuran Kami bangga dengan kalian Kami kagum dengan kalian Selalu ada dan tak akan kami lebur                                                                         Surakarta, 16 Mei 2012

Sepasang Sepatu

Talinya udah kusut dengan simpul-simpul yang sulit terurai Kanan, adakala melawan kala hilang nafsu Kiri, selalu menciptakan simpul-simpul mematikan "RUWET" ya itulah yang terjadi dalam kenyataannya Penonton yang baik dan bernyanyi yang tak mungkin didengar dari pesawat Menikmati hari, ya itulah yang mereka lakukan karena sudah mati karena simpul mati Surakarta, 28-01-2012

Setelah Jalan Ini

Sendu sedan dari larik elegi Mencuat serasa kelam Terkadang ini terasa sesat Sesaat terdengar halilintar menghentak Pemaksaan pada benar dan salah Pernah bertanya benar atau salah? Gerimis menambahkan kelam Senyum, mungkinkah? Gerak-gerik air melaras nada Ini sore bukan malam Lirih terdengar, dan ini lelap Belum waktukan Ya lirih terdengar dari kebun Surakarta, 02 Mei 2012

Awas Ada Galian, Gila!

            Terlihat gadis berbaju hitam dan bersyal biru duduk dengan santai. Di pojok kafe yang sepi. Bermain laptop ditemani kopi dan racikan irama hampa. Sepertinya kursi itu kursi favoritnya, dan tempat ini adalah tempat dia sering menghabiskan malam tanpa makna. Hal itu terlihat jelas sekali, dari akrabnya para pelayan kafe ini dengannya. Aku memang jarang kemari, tetapi tiap aku datang kemari pasti ada gadis itu sendiri. Seorang gadis manis, cantik tetapi sangat cuek denganku dan isyarat tubuhnya seperti tak pernah mengharapkanku. Aku tahu.             Jelas sekali dia tak pernah mengaharapkan kedatanganku. Dia adalah si nona. Ya, itu adalah panggilan sayangku untuknya. Aku belum pernah tahu nama aslinya. Begitupun sebaliknya. Kami pertama kali bertemu di tempat ini. Sebuah kafe dimana ada menu kopi kental bercampur krim susu, bertabur biskuit coklat, dan gulanya bisa dibubuhkan sendiri. Itu minuman kesukaan kami.             Pertemuan pertama kami adalah saat aku mene