Langsung ke konten utama

Apakah Kegagalan Pengajaran Bahasa Indonesia Sepenuhnya Salah Guru?


Bangsa Indonesia memiliki masalah tentang berbahasa Indonesia yang baik dan benar hal ini  dikarenakan kegagalan pengajaran bahasa Indonesia ditingkat SD hingga SLTA bahkan di PT. Hal ini diungkapkan oleh panitia konferensi Internasional “Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Perspektif Pergaulan” PIBSI XXVIII tahun 2006.
            Tetapi ada sebagian guru yang merasa nyaman dengan tuduhan diatas, jika dikatakan semua kegagalan pengajaran ditumpukan pada guru yang bersangkutan, mengingat banyak variabel atau faktor lain yang menjadi penyebab berhasil atau tidaknya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Menurut abd. Rahman Getteng (2009), guru, dalam proses pembelajaran, memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan sains dan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan.
Kesalahan dalam pembelajaran tidak sepenuhnya milik seorang guru atau pengajar bahasa. Karena memang banyak variabel lain yang menyebabkan kegagalan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Alasan lain kenapa guru menolak karena guru juga seharusnya memiliki kompetensi seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2008), “Bahwa guru sebagai jabatan profesional diharapkan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah. Dan harus memiliki kompetensi-kompetensi yang ditetapkan dalam undang-undang.”
Kompetensi-kompetensi tersebut meliputi:
a.       Kompetensi Pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
b.      Kompetensi Kepribadian
c.       Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat.
d.      Kompetensi Profesional, merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS FEMINISME NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Pada hakitanya sebuah karya sastra adalah replika kehidupan nyata. Walaupun berbentuk fiksi, misalnya cerpen, novel, dan drama, persoalan yang disodorkan oleh pengarang tak terlepas dari pengalaman kehidupan nyata sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya, pengarang sering mengemasnya dengan gaya yang berbeda-beda dan syarat pesan moral bagi kehidupan manusia. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Meskipun demikian, karya sastra yang diciptakan pengarang kadang-kadang mengandung subjektivitas yang tinggi. Imajinasi yang tertuang dalam karya sastra, meski dibalut dalam semangat kreativitas, tidak luput dari selera dan kecenderungan subjektif, aspirasi, dan opini personal ketika merespons objek di luar dirinya, serta muatan-muatan khas individualistik yang melekat pada diri penulisnya sehingga ekspresi karya bekerja atas dasa

Membangun Moralitas Mahasiswa sebagai Calon Guru yang Berkarakter Kuat dan Cerdas

BAB I PENDAHULUAN A.             Latar Belakang Setelah Hirosima dan Nagasaki hancur ketika dikirimi paket bom atom oleh Amerika Serikat pada tahun 1942, pertanyaan pertama yang mengusik kegundahan Kaisar Hirohito (Kaisar Jepang pada waktu itu) adalah masih berapa banyak guru dan tenaga kesehatan yang masih selamat dari pemboman tersebut? Peristiwa tersebut setidaknya membawa pesan univesal betapa pentingnya guru dan tenaga kesehatan bagi suatu bangsa, sehingga dalam peristiwa katastropis, perhatian pertama seorang pemimpin bangsa adalah tentang nasib para guru dari bangsa tersebut. Bangsa Indonesia berada pada titik nadir akan kehilangan jati dirinya, peradaban bangsa yang luhur telah hilang entah kemana. Siapa yang bertanggung jawab atas kemrosotan ini? Bangsa yang dulu dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban yag tinggi dan sekarang hilang entah kemana. Bahkan sekarang tergantikan dengan bangsa yang terkenal dengan budaya korupsinya, bangsa yang tidak memiliki kepr

PERKEMBANGAN BAHASA DAN MASA DEPAN BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hampir semua bidang ilmu yang ada termasuk ilmu bahasa (linguistik) mengikuti perkembangan mengikuti waktu yang terus berjalan tanpa henti. Hanya saja ada bidang ilmu tertentu yang perkembangannya sangat pesat, seperti teknologi elektronika dan komputer, dan ada juga bidang ilmu lain yang perkembangannya lebih lambat. Ilmu bahasa termasuk salah satu cabang ilmu humaniora   yang perkembangannya agak lambat. Perkembangan ilmu bahasa ini memberikan manfaat sekaligus tantangan bagi para pengajar bahasa dan para mahasiswa bahasa.Bagi para pengajar bahasa, perkembangan ilmu bahasa memberikan wawasan yang semakin luas tentang teori, aspek dan hakikat bahasa. Dengan demikian, semakin dalamnya pemahaman para pengajar bahasa tentang bermacam-macam teori ilmu bahasa, semakin terbuka wawasan dan pengertiannya tentang aspek dan hakikat bahasa termasuk proses pemerolehan bahasa, pembelajaran bahasa, dan bagaimana cara pengajaran bahasa yang rel